Rabu, 27 Januari 2016

MAKALAH PENERAPAN METODE PENDEKATAN SAINTIFIK



MAKALAH

PENERAPAN METODE PENDEKATAN SAINTIFIK
(SCIENTIFIC APPROACH)
DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Pengantar Profesi Kependidikan (PPK)







Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Yani Paryono,S.Pd, M.Pd


Disusun Oleh :
Friescha Azizatun Nisa         (1431037)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SIDOARJO
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
      Dengan adanya pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik  pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini. Penerapan pendekatan scientific menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktivitas siswa yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan.
           Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu.
Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalahnya adalah:
  1. Apa yang di maksud dengan metode Pendekatan Saintifik itu?
  2. Bagaimana penerapan metode Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran?
  3. Bagaimana contoh penerapan metode Pendekatan Saintifik di sekolah dasar?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk :
a.       Mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Pendekatan Saintifik
b.      Mengetahui bagaimana penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran
c.       Menguasai metode Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajaran di sekolah dasar

4.    Manfaat Penulisan

Makalah ini kita akan menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode pendekatan saintifik dan penerapannya dalam pembelajaran, serta bisa dijadikan modal kita saat sudah mengajar nanti.



BAB II

PEMBAHASAN


1.  Pengertian Pendekatan Saintifik
      Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami  berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber  melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
            Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
            Proses pembelajaran  dengan berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
  1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapatdipertanggung-jawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • berpusat pada siswa.
  • melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
  • melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
  • dapat mengembangkan karakter siswa.
2.  Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembejaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran tradisional. Metode yang dipandang sejalan dengan prinsip pendekatan saintifik/ilmiah adalah problem based learning, project based learning, inkuiri, dan group investigation. Metode-metode tersebut mengajarkan kepada peserta didik untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi, menguji jawaban sementara dengan melakukan penyelidikan (menemukan faktafakta melalui penginderaaan), dan pada akhirnya menarik simpulan dan menyajikan secara lisan maupun tertulis.
Menurut  majalah Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada tahun 2004 sebagaimana dikutip Wikipedia menyatakan  bahwa pembelajaran ilmiah mencakup strategi pembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam proses berpikir dan penggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat membedakan kemampuan siswa yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu guru mengindentifikasi perbedaan kemampuan siswa.
Pada penerbitan berikutnya pada tahun 2007  dinyatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi  tiga prinsip utama; yaitu:
  • Belajar siswa aktif, dalam hal ini  termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa.
  • Assessment berarti  pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
  • Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman.  Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawab pertanyaan  melalui kegiatan observasi, mencoba melaksanakan aktivitas, atau melaksanakan percobaan. Oleh karena itu, pada umumnya,  pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut:

  1. Merumuskan pertanyaan.
  2. Merumuskan latar belakang penelitian.
  3. Merumuskan hipotesis.
  4. Menguji hipotesis melalui percobaan.
  5. Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.
  6. Jia hipotesis terbukti benar maka daapt dilanjutkan dengan laporan.
  7. Jika hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.
3.  Pembelajaran Saintifik di Sekolah Dasar

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran dituntut untuk menerapkan pendekatan saintifik/ilmiah yang dipadu dengan model pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Karakteristik pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik, pemisahan antar mata pelajaran tidak tampak, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, fleksibel, hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Peserta didik sekolah dasar termasuk dalam usia emas. Pada usia ini berbagai kecerdasannya, seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat pesat, dan tingkat perkembangannya masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), serta memahami hubungan antar konsep secara sederhana.

Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret dan pengalamanlangsung. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Peserta didik usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret dan perilaku belajarnya (1) mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek ke aspek lain secara reflektif dan serentak, (2) mulai berpikir secara operasional, (3) berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinip ilmiah sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat, (5) memahami konsep subtansi, volume, panjang, luas, lebar, dan berat.

Ciri belajar peserta didik usia sekolah dasar adalah (1) konkret (dapat dilihat, didengar, dibau, dikecap, diraba, dan diotak-atik), (2) integratif (segala sesuatu dipandang sebagi satu keutuhan), (3) hierarkis (urut, logis, keterkaitan antar materi, cakupan keluasan dan kedalaman materi). Penerapan pendekatan saintifik/ ilmiah dalam pembelajaran tema kegiatanku, sub tema kegiatan pagi hari. Kegiatan pembelajaran ini dapat diawali dengan guru meminta peserta didik untuk mengamati keadaan sekeliling ketika pagi hari. Guru juga dapat menambahkan dengan memberikan gambar suasana pagi kepada peserta didik untuk diamati persamaan dan perbedaannya. Guru menanyakan apa saja yang terjadi atau dilakukan ketika pagi hari. Peserta didik dituntun untuk dapat menceritakan suasana pagi hari, kegiatan yang dilakukannya ketika pagi hari, kegiatan yang dilakukan ayah, ibu atau adik atau akkak atau anggota keluarga lain pada pagi hari. Kemudian peserta didik dapat menjelaskan urutan peristiwa/kegiatan yang dilakukannya secara lusan dan tertulis.

Dalam contoh penerapan tersebut, pembelajaran telah memuat pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, mengolah informasi atau data, menyajikan dalam bentuk lisan dan tertulis, kemudian bersama-sama guru menyimpulkan kegiatan yang sebagian besar dilakukan pada pagi hari. Setelah itu dapat dikaitkan dengan materi lain yang masuk dalam cakupan tematik. Misalnya pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep waktu pagi, siang, sore, malam, bercerita, mengekspresikan diri melalui lagu dan gambar atau gerak, serta memuji Tuhan (religius).

Nilai karakter atau sikap yang dapat dimunculkan dalam pembelajaran tersebut adalah tanggung jawab, jujur, kreatif, dan disiplin. Guru dapat menekankan adanya karakter disiplin dalam setiap kegiatan yang peserta didik lakukan supaya semua dapat diselesaikan dengan baik. Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dapat dilakukan sesuai dengan kreatifitas guru, walaupun telah ada buku guru. Guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan keadaan peserta didik dan sekolah masing-masing.

BAB III

KESIMPULAN



Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Upaya penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh tetapi untuk menumbuhkembangkan proses berpikir logis dan ilmiah. Pendekatan saintifik/ilmiah dapat membiasakan peserta didik untuk berpikir kritis dan logis, tidak berpikir sembrono atau menyimpulkan suatu masalah secara sembarangan.




DAFTAR PUSTAKA





Sudrajat, Akhmad. 2013. Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran.
www.akhmadsudrajat.wordpress.com. Diunduh pada 25 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar